"Pranata Tionghoa Oei Hok San Veteran 45"
Oei Hok San adalah mantan tentara pelajar di Kediri, Jawa Timur. Ia adalah putra dari Oei Djing Swan, seorang Tionghoa yang memerintahkan pejuang Tan Bun Yin untuk membunuh seorang komandan Belanda sebagai aksi balas dendam atas ditembaknya dokter Tan Ping Djian.
Semasa perang kemerdekaan 1945-1949 banyak pejuang dari suku Tionghoa yang juga terlibat dalam pertempuran melawan Belanda di garis depan, garis belakang mau pun daerah pendudukan Belanda. Para Veteran tersebut ditemui di berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera dan daerah lain di Indonesia.
Ardian Purwoseputro yang aktif membuat dokumenter sejarah di Jawa Timur mengaku di kalangan sesepuh TP dan TRIP Jawa Timur diakui banyak komandan Tionghoa terlibat dalam perjuangan di garis depan di Front Jawa Timur.
Perjuangan di Tulung Agung adalah salah satu contohnya. Oei Hok San menceritakan ayahnya Oei Djing Swan memerintahkan seorang pejuang bernama Tan Bun Yin membalas dendam terhadap seorang Mayor KL (Koninlijk Leger) yang menembak mati Dokter Tan Ping Djiang seorang republiken yang menentang Belanda saat Clash II terjadi tahun 1949. Dokter Tan yang beristerikan seorang perempuan Belanda memerintahkan komandan Belanda memberitahukan H.J. van Mook bahwa Indonesia dan Asia sudah merdeka. “Kasih tahu van Mook, Belanda silahkan mundur dari Indonesia,” kata Hok San menirukan ucapan dokter Tan Ping Djiang.
Akhirnya dokter Tan ditembak mati serdadu Belanda dari Princess Irene Brigade. Selanjutnya, Mayor Belanda yang memerintahkan eksekusi dokter Tan tersebut, ditembak dari jarak dekat di Restoran Baru di dalam Kota Tulung Agung sebelah barat alun-alun oleh seorang pemuda Tan Bun Yin atas suruhan ayah Hok San.
Saat Belanda menduduki Tulung Agung, aksi pembersihan terhadap unsur Republikein berlangsung. Para pemuda Jawa dan Tionghoa yang berjuang, dikumpulkan di Gudang OTB, Toko Perca dan Gudang Kobong. Mereka diberondong peluru tentara Belanda di sana. Tidak sebuah monumen pun didirikan bagi mereka.
Oei Hok San sesudah pengakuan kedaulatan bergabung dengan Batalyon 507-Sikatan. Dia ikut operasi penumpasan RMS di Ambon, pemberantasan DI-TII di Makassar dan Jawa Barat hingga Operasi Mandala-Trikora merebuat Irian Barat.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar